KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam. Salawat serta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita baginda Nabi Besar Muhammad SAW serta para
keluarganya, para sahabatnya dan para pengikut setianya sampai hari kiamat, amiin.
Berkat Taufiq, Hidayah, Inayah dan Maunah Allah SWT, penulis khusunya bisa menerbitkan buku tentang perjalanan
PSHT di Pagerbarang yaitu edisi yang ke-3 tentang ”SEJARAH PSHT PAGERBARANG”. Yang sebelumnya juga sudah terbit edisi
I dan edisi Iidan masih menceritakan perkembangan sebagaimana
realitas yang ada dari perjalanan PSHT Pagerbarang dari masa ke masa.
tujuan
dari penulis yaitu ingin mengingatkan kembali serta mengajak bagi pembaca agar
mengatahui bagaimana perjalanan PSHT di Pagerbarang dan juga sebagai semangat
untuk lebih bisa mengembangkan PSHT serta persaudaraannya.
Dalam
penyusunan buku ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik yang membangun dan saran demi kesempurnaan penyusunan buku
ini pada saat mendatang. Akhirnya kami berharap mudah-mudahan buku ini dapat
bermanfaat khususnya bagi pembaca semua khususnya semua warga PSHT Pagerbarang.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita.
Amiin
Pagerbarang, Maret 2015
ttd
Penulis
A. MASA ERA PERIODE PERALIHAN
Tepatnya pada ajaran baru
tahun 2004 bulan juli psht ranting pagerbarang berpindah tempat latihan dari
smp 01 negeri pagerbarang ke ma negeri pagerbarang, pada awalnya latihan psht
di man sangatlah berkembang pada saat itu, banyak yang antusias mengikuti
latihan.
Seiring berjalannya
latihan di man pagerbarang lumayan meyakinkan untuk mengembangkan pencaksilat
psht khususnya, meskipun terdapat juga di belakang kesuksesan itu diantaranya
orang dalam yakni pak ali yang menjadi guru di man pagerbarang saat itu juga
ikut turun lapangan melatih bersama mas yusuf,mas muji, mas tanto, mas nurjanah
dll dan di bantu juga oleh warga dari ranting lain seperti selapura,
jatibarang.dan lain-lain.
Pada tahun 2005 psht
ranting pagerbarang mengadakan parapatan untuk memilih ketua ranting yang
bertempat di man pagerbarang dan terpilihlah mas mujiono(mas muji) secara
aklamasi.
pada awalnya sangat baik perkembangannya yaitu
saat mas yusuf dan kawan-kawan menjadi
warga baru, yang kebetulan ketua osisnya juga seorang warga( mas nurjanah)
namun disaat pengiriman siswa putih man pagerbarang hanya tersisa dua orang dan
semuanya perempuan yaitu (mba maya dan eka), inilah jebolan warga pertama dari
man pagerbarang dibawah kepengurusan mas muji
yang di sahkan pada tahun 2006, karena yang lain secara umur belum
memenuhi syarat, dan juga keluar dari latihan.
Meskipun demikian masih
ada beberapa siswa yang latihan yaitu siswa polos dan jambon (mas noval). Karena
mungkin sistem dalam latihan perlu di rombak (terlalu keras), maka setelah mas
yusuf menjadi ketua osis dan penanggung jawab latihan di man pagerabarang,
mengeluarkan gagasan agar dalam latihan itu mulai di kurangi secara fisik (tidak
terlalu keras). Mungkin karena banyak kejadian yang tidak diinginkan pada saat
latihan(patah tulang, tangan dan rusuk, dll).
walaupun sudah di kurangi kekerasannya tetap
saja pada tidak mau lagi latihan dari siswa man itu sendiri, dan sedikit demi
sedikit pada keluar mungkin juga tempatnya lumayan mistis. Jadi banyak kejadian-kejadian
yang aneh. Bahkan sampai di tahun ke dua kepengurusan yang baru psht man
pagerabarang tidak mengirimkan siswanya ke cabang, sehingga pada tahun 2007 pun
tidak mencetak warga.
Pada angkatan tahun 2006
hanya ada siswa polos dan jambon jadi pada tahun itu ranting pagerbarang tidak
mengirimkan ke cabang, sehingga tahun 2007 tidak mencetak warga di ranting
pagerbarang, meskipun tidak mencetak warga di ranting tetap latihan walaupun
yang berlatih hanya dua siswa(ratna dan retno).
Semenjak tahun 2006 siswa
hanya dua saja itupun bukan dari siswa man pagerbarang, apalagi secara domisili
ketua ranting pada saat itu sudah tidak tinggal di pagerbarang, hanya mas yusuf
saja yang aktif jadi semakin tidak terurus latihan psht di ranting pagerbarang.
Perubahan siswa setelah
ajaran baru tahun 2006 , yakni mas yusuf yang pada saat itu sebagai ketua osis
mensosialisasikan latihan di MA NEGERI
Pagerbarang bisa berhasil pada awalnya banyak juga yang antusias mengikutinya, namun
seperti biasanya seleksi alam yang bisa bertahan hanya sampai jambon sejumlah
dua orang (mba lilis dan maz amir) dan
di tambah jambon lama mas noval dan mas sigit serta anak smp tiga orang yaitu mba ratna,mas fadli
dan *mba retno,(*tidak sampai jadi warga) jadi siswa hanya ada tujuh orang.
Angkatan tahun 2007
ranting pagerbarang berhasil mengirimkan tujuh siswa didikannya di bawah
kepengurusan mas muji dkk, namun karena suatu halangan hanya ada empat(4) siswa
yang melanjutkan sampai ke pengesahan yang berhasil di sahkan tahun 2008 yang
pada saat itu pengesahan gabungan se--ekskaresidenan di pemalang tempatnya
(gedung serbaguna).
Sedangkan ratna tahun berikutnya
baru bisa di sahkan itupun melanjutkan latihan di ranting sma negeri 3 slawi tahun
2009 bisa di sahkan, sedangkan retno tidak melanjutkan latihan, kecuali fadli yaitu
melanjutkan latihan di ranting pagerbarang yang bertempat latihan di sma negeri
1 pagerbarang dan di sahkan tahun 2012.
ERA
KEPENGURUSAN PERTAMA MAS MUJIONO 2005-2008 TEMPAT LATIHAN DI TANGGUNG
JAWABI OLEH MAS YUSUF
RANTING
PAGERBARANG BERHASIL MENCETAK WARGA SEBANYAK 6 WARGA
|
FILOSOFI
PSHT :
OJO
SENENG GAWE ALA MARANG LIYAN, APA ALANE GAWE SENENG MARANG LIYAN
|
Sumber informasi : Mas yusuf (Pengesahan 2005), Pada Tahun
2007
B. MASA ERA PEMBANGUNAN
1. SEJARAH AWAL PARAPATAN TAHUN 2008
Setelah
ranting pagerbarang berhasil mengantarkan empat (4) siswanya sampai ke
pengesahan pada tahun 2008, disinilah mulai nya perubahan strategi dalam
mensosialisasikan psht di ranting pagerbarang ke depan.
Pada mulanya setelah ada warga baru
yang empat itu di tempat latihan masih sama yang mengikuti hanya beberapa saja
itu pun tidak sampai ke jenjang berikutnya, tidak lama kemudian setelah
pengesahan tahun 2008 yang di sahkan pada bulan januari itu kegiatan latihan
mengalami penurunan mulai dari tidak adanya siswa sampai pengurus pun kurang
begitu respon menganyomi untuk mempertahankan tempat latihan karena mungkin
domisili yang jauh dari ketua ranting sehingga vakum kegiatan, tapi masih tetap
dalam komunikasi meskipun hanya beberapa siswa saja yang ikut latihan.
Bersamaa dengan momentum adanya
pemilihan anggota dpr dan dprd kab. Tegal pada saat itu pengurus ranting
pagerbarang akan melakukan re-organisasi kepengurusan di psht ranting
pagerbarang, tepatnya pada masa kampanye pemilihan dpr/drpd kab. Tegal atas ide
mas yusuf akan melaksanakan parapatan ranting karena masa periode mas muji
hanya tiga(3)tahun sejak 2005- 2008 saja.
Walaupun bingung untuk melaksanakan
parapatan itu karena pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka mas
yusuf pun menggandeng dan memanfaatkan salah satu warga yang pada saat itu
mencalonkan sebagai anggota dprd kab. Tegal (mas rojikin, s.h). Yang kebetulan
pagerbarang merupakan daerah pemilihanya, sehingga dari pengurus melakukan
komunikasi intens dengan mas rojikin agar bisa di bantu untuk mengadakan
parapatan itu, setelah sukses di konfirmasi maka pengurus pun menyiapkan segala
hal yang di perlukan untuk melaksanakan parapatan itu dan memberikan informasi
pada warga yang ada di pagerbarang khususnya.
Setelah itu, persiapan demi persiapan
mulai di laksanakan dan pada akhirnya setuju untuk melaksanakan parapatan itu
di rumah mas rosikin tepatnya di desa randusari sebelah makam, karena memang
warga yang berdomisili pada saat itu sedikit hanya beberapa di tambah tempat
latihan juga sepi dari aktifitas, maka untuk pelaksanaan parapatan tahun 2008
dilaksanakan pada malam hari pada saat itu.
Dari daftar hadir hanya beberapa
warga saja yang hadir, karena memang sedikit yang berdomisili, sehingga banyak
warga barunya yang 4 (empat) orang itu.
Dari penguru yang hadir adalah : mas
mujiono (ketua ranting domisioner), mas yusuf(sekretaris), mas tanto
(bendahara) sedangkan yang lain seperti mas rosikin dan mas topi baru dari
perantauan, artinya baru aktif karena setelah di sahkan jadi warga tahun 2005
mereka merantau. Di tambah dengan warga baru seperti, mas noval, mba lilis, mas
amir(kedungsugih), ,dan mas sigit, serta di hadiri oleh pihak dari pengurus
cabang tegal dan mas rojikin sebagai donatur pelaksanaan parapatan itu.
2. Pemilihan ketua ranting baru
Pada saat parapatan itu dilaksanakan, mulai dari acara
sambutan pengurus lama serta pencabutan sk sebelumnya oleh cabang tegal
semuanya berjalan dengan lancar meskipun pada saat itu secara administrasi ada
yang kurang yaitu laporan tanggung jawab periode sebelumnya. Karena memang
secara administrasi masih minim jadi langsung di cabut dan di sahkan.
Setelah berjalan lancar musyawarohpun berlanjut untuk
menentukan siapa yang akan di tunjuk langsung (aklamasi) menjadi ketua yang
baru, pengurus cabang pun membuka diskusi dan di serahkan sepenuhnya kepada
warga pagerbarang yang hadir, dan semua melalui diskusi dan musyawaroh bersama
warga ranting sepakat dan setuju untuk mengangkat lagi mas mujiono sebagai
ketua ranting periode selanjutnya.
Namun, mas mujiono enggan menerima jabatan itu lagi meskipun
sudah di sepakati oleh semua warga yang hadir karena dengan pertimbangan secara
akademis paling mumpuni dan paling tinggi jabatannya pada saat itu serta paling
di tua kan(karena hanya mas muji pada saat warga sepuh yang masih sering
aktif).
Namun tetap saja mas muji(panggilan akrabnya) di sebut. Tidak
mau menerima jabatan ketua ranting lagi yakni dengan alasan yang cukup
realistis, yakni memang pada saat itu mas muji secara domisili sudah tidak lagi
tinggal di daerah pagerbarang, beliau tinggal di tegalkubur kecamatan lebaksiu.
Jadi memang alasan yang cukup berat untuk di pertimbangkan.
Pada saat itu suasananya kebingungan semua baik warga
pagerbarang bahkan pengurus cabang yang hadir, tapi dari salah seorang warga
yaitu mas yusuf, karena pada saat itu beliau yang mengurusi tempat latihan dan
yang memegang ranting pagerbarang karena di percaya oleh ketua ranting
sebelumnya untuk menghandle semua kegiatan ranting agar tetap berjalan walau
siswanya sedikit.
Mas yusuf dengan berani berspekulasi agar katua ranting di
jabat lagi oleh mas muji, karena mas yusuf berspekulasi dan berani memberi
jaminan kalau mas yusuf siap lagi untuk memegang tanggung jawab di tempat latihan
walaupun tidak selalu di pantau langsung oleh ketua ranting.
Setelah pernyataan itu, semua warga pun setuju dengan pernyataan
dari mas yusuf itu. Setelah berdebat alot karena mas muji tidak mau lagi jadi ketua
ranting, akhirnya siap melanjutkan perjuangannya lagi dengan catatan tidak bisa
selalu hadir karena memang domisilinya jauh.
Dan semua warga yang hadir setuju yang penting di acara penting
seperti ujian kenaikan tingkat, acara bukabersama bulan ramadhan, halal bi halal
dan pengesahan serta rapat cabang tetap di beri informasi.
Setelah itu secara aklamasi hasil musyawaroh itu di mantapka
serta di sahkan oleh pengurus cabang tegal(ber-sk) dan resmi menjadi ketua
ranting lagi, dan untuk pengurus secara independen hak dari ketua ranting
memilih anggotanya pada saat itu yakni :mas muji(ketua ranting), mas
tanto(wakil ketua), mas yusuf (sekretaris), mba lilis(bendahara), mas
noval(ousdower , dan jurus), mas amir(ousdower dan senam)mas sigit (teknik),
mas rosikindan mas topik(humas)
SENEJANTAH ILMUNE SAGUDANG, YEN TANPA LAKU
MASIH GADUNGAN
|
Sumber informasi : Mas Opang dan Mas Yusuf/ 2008
3. RAPAT KOORDINASI PENGURUS BARU
Setelah resmi di sah kan
sebagai pengurus, semua pun sering mengadakan rapat dan musyawaroh(karo moci)
untuk mencari terobosan baru agar latihan semakin berkembang. Dan salah satu
hasil nya yaitu : agar setiap malam jum`at selalu kumpul (tirakatan), melakukan
sosialisasi ke seluruh sekolah yang ada di pagerbarang.kecuali tingkat SD/MI.
Meskipun pada saat itu masih
ada latihan yang bertahan yaitu dua (2) orang siswa yaitu mas solikhin(mas
iing)/ tukang kebun ma negeri pagerbarang pada saat itu dan mas priyo (ketua
osis pada saat itu), hanya mereka yang bertahan sampai tingkat sabuk hijau,
makanya meskipun ada pengurus baru pada saat itu mungkin karena perkembangan
belum terlihat banyak warga yang enggan lagi datang ketempat latihan karena
hanya dua(2) siswa saja.
Sampai bisa mengirimkan siswanya pada tahun 2008 itu hanya 2
siswa saja sampai jadi warga pada tahun 2009.
Pada pertengahan tahun 2008 Saat
ada ajaran baru disekolah, pengurus mencoba membuat trobosan baru(Mas Noval,
Mas Tusuf, Maz Sikin, Mas Taufik) mencoba masuk ke sekolah-sekolah dengan
membawa brosur sebagai sosialisasi merekrut siswa, meskipun sudah melakukan
terobosan masih tetap saja antusias dari siswa hampir tidak ada, hanya beberapa
saja dan itu pun dari MA NEGERI itu sendiri. Sejak saat itu latihan bisa
dikatakan vacum, hingga ajaran baru, latihan pun berlangsung bukan tidak banyak
hambatan, khususnya saat menghadapi kepala sekolah(Drs. H. Mukhlasin,M.Pd),
karena memang saat itu siswa kami(*Mas Iing) mengalami cidera setelah
sambung(*patah tulang tangan) dalam acara Ujian kenaikan tingkat dengan Mas
Amirudin(Kedungsugih), banyak desakan dari sekolah karena kasus itu agar
latihan di bubarkan karena sudah tidak ada yang tanggung jawab kata kepala
sekolah.
Sampai saya(*mas Opang)
seringkali di panggil ke ruang kepala sekolah untuk klarifikasi masalah kasus
mas iing yang memang pada saat itu sebagai karyawan di MA NEGERI Pagerbarang.
Untuk menutupi hal itu, kami meng iyakan agar latihan sementara di hentikan sebentar,
tapi itu hanya formalitas saja di depan kepala sekolah, karena kenyataanya saya
masih menyuruh latihan pada siswa meskioun hanya beberapa saja, karena memang
waktu itu pak ali yang ngajar disitu lagi melanjutkan S2 nya, jadi benar-benar tidak ada kekuatan untuk
membuka latihan lagi, karena memang vacum of power dalam organisasinya, hanya
angkatan 2008 saja yang melatih itupun karena memang sekolah di situ.
Pengurusan yang telah di buat
tidak jalan sesuai yang di harapkan, karena hanya 3 warga saja yang aktif
melatih sekaligus memegang tanggung jawab latihan di MA NEGERI Pagerbarang,
sedangkan pengurus yang lain jarang yang aktif.
Masa periode 2008 s/d 2011 itu
kurang maksimal kinerjanya, karena hanya beberapa saja yang aktif. Meskipun tanggung
jawab itu di berikan pada saya(*mas Opang)saya sebagai penanggung jawab latihan
saya optimis suatu saat akan berkembang PSHT di MAN pagerbarang.
Tahun 2008 hanya bisa mengirim
2 siswa saja ke cabang, *(mas Iing dan Mas Prio). Walau sempat keluar salah
satunya*(Mas Iing), tapi alhamdulillah setelah saya bujukrayu agar tetap
berangkat latihan di cabang meski dengan kondisi tangan patah*(di GipS), saya
menjamin akan baik-baik saja. Sampai akhirnya latihan pun berlanjut.
Memang saya berpikir jauh kedepan
melihat kenyataan latihan pada saat itu sangat sulit, berbagai faktor yang
menghambat latihan, mulai dari desakan pihak sekolah agar di bubarkan saja dan
juga memang tempatnya lumayan angker, di tambah warga atau pengurus yang sudah
jarang aktif , hanya beberapa saja. saya berprinsip walau saya tidak bisa
mengembangkan pada saat itu, saya mempunyai pemikiran ke depan bagaimana
caranya agar saya bisa mencetak warga dari orang dalam(mas Iing), karena memang
pada saat itu gerbang pun jarang di buka setiap kali mau latihan, bahkan
seringkali latihan di lapangan luar sekolah.
Saya berpikir kalau bisa
mencetak warga dari orang dalam pasti latihan akan mudah dilaksanakan di dalam
sekolah lagi. Karena pas kebetulan mas Iing adalah tukang kebun pada saat itu
yang memegang kunci gerbang juga.makanya saya pertahankan dan bujuk agar terus
melanjutkan latihan sampai warga, selain itu saya mempunyai pandangan kalau
kelak nanti walau bukan dari tangan saya PSHT berkembang dan maju mungkin dari
orang yang pernah saya latih *(Mas Iing), karena memang beliau orang dalam,
jadi kalupun saya sudah tidak aktif nantinya sudah ada orang dalam sehingga
PSHT di MAN Pagerbarang selalu ada.*(pikir saya).
Setelah pertengahan tahun ,
tepatnya ajaran baru di sekolah mulai, kami pun selalu mencoba
mensosialisasikan latihan PSHT Di MAN Pagerbarang, pada awalnya sangat banyak,
bahkan pada saat itu mas sikin pun melanjutkan sekolah lagi di MAN Pagerbarang,
dan ikut aktif lagi melatih.
Meski selalu mengadakan
sosialisasi masih saja antusias kurang begitu banyak yang mengikutinya, hanya
beberapa saja ,,,,,itu pun bulan-bulan setelah ajaran baru*(MID Semester).hanya
ada 7 siswa yang bertahan sampai kenaikan tingkan sabuk jambon.
Akhirnya
setelah tahun 2009 awal dan bulan suro kami bisa mengantarkan siswa kami yang 2
orang*(Mas Iing dan Mas Prio) menjadi warga baru di tahun 2009, dari salah satu
warga inilah kelak ada yang akan jadi Ketua ranting dan mengembangkan serta
memajukan latihan di ranting pagerbarang.
Sumber
: Mas Opang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar