Selasa, 04 Oktober 2016

SEJARAH PSHT RANTING PAGERBARANG

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam. Salawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita baginda Nabi Besar Muhammad SAW serta para keluarganya, para sahabatnya dan para pengikut setianya sampai hari kiamat, amiin.

Berkat Taufiq, Hidayah, Inayah dan Maunah Allah SWT, penulis khusunya bisa menerbitkan buku tentang perjalanan PSHT di Pagerbarang yaitu edisi yang ke-3 tentang ”SEJARAH PSHT PAGERBARANG”. Yang sebelumnya juga sudah terbit edisi  I dan edisi Iidan masih menceritakan perkembangan sebagaimana realitas yang ada dari perjalanan PSHT Pagerbarang dari masa ke masa.

tujuan dari penulis yaitu ingin mengingatkan kembali serta mengajak bagi pembaca agar mengatahui bagaimana perjalanan PSHT di Pagerbarang dan juga sebagai semangat untuk lebih bisa mengembangkan PSHT serta persaudaraannya.

Dalam penyusunan buku ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun dan saran demi kesempurnaan penyusunan buku ini pada saat mendatang. Akhirnya kami berharap mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca semua khususnya semua warga PSHT Pagerbarang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Amiin


Pagerbarang,  Maret 2015

ttd
Penulis

A.      MASA ERA PERIODE PERALIHAN

Tepatnya pada ajaran baru tahun 2004 bulan juli psht ranting pagerbarang berpindah tempat latihan dari smp 01 negeri pagerbarang ke ma negeri pagerbarang, pada awalnya latihan psht di man sangatlah berkembang pada saat itu, banyak yang antusias mengikuti latihan.
Seiring berjalannya latihan di man pagerbarang lumayan meyakinkan untuk mengembangkan pencaksilat psht khususnya, meskipun terdapat juga di belakang kesuksesan itu diantaranya orang dalam yakni pak ali yang menjadi guru di man pagerbarang saat itu juga ikut turun lapangan melatih bersama mas yusuf,mas muji, mas tanto, mas nurjanah dll dan di bantu juga oleh warga dari ranting lain seperti selapura, jatibarang.dan lain-lain.
Pada tahun 2005 psht ranting pagerbarang mengadakan parapatan untuk memilih ketua ranting yang bertempat di man pagerbarang dan terpilihlah mas mujiono(mas muji) secara aklamasi.
 pada awalnya sangat baik perkembangannya yaitu saat mas yusuf dan kawan-kawan  menjadi warga baru, yang kebetulan ketua osisnya juga seorang warga( mas nurjanah) namun disaat pengiriman siswa putih man pagerbarang hanya tersisa dua orang dan semuanya perempuan yaitu (mba maya dan eka), inilah jebolan warga pertama dari man pagerbarang dibawah kepengurusan mas muji  yang di sahkan pada tahun 2006, karena yang lain secara umur belum memenuhi syarat, dan juga keluar dari latihan.
Meskipun demikian masih ada beberapa siswa yang latihan yaitu siswa polos dan jambon (mas noval). Karena mungkin sistem dalam latihan perlu di rombak (terlalu keras), maka setelah mas yusuf menjadi ketua osis dan penanggung jawab latihan di man pagerabarang, mengeluarkan gagasan agar dalam latihan itu mulai di kurangi secara fisik (tidak terlalu keras). Mungkin karena banyak kejadian yang tidak diinginkan pada saat latihan(patah tulang, tangan dan rusuk, dll).
 walaupun sudah di kurangi kekerasannya tetap saja pada tidak mau lagi latihan dari siswa man itu sendiri, dan sedikit demi sedikit pada keluar mungkin juga tempatnya lumayan mistis. Jadi banyak kejadian-kejadian yang aneh. Bahkan sampai di tahun ke dua kepengurusan yang baru psht man pagerabarang tidak mengirimkan siswanya ke cabang, sehingga pada tahun 2007 pun tidak mencetak warga.
Pada angkatan tahun 2006 hanya ada siswa polos dan jambon jadi pada tahun itu ranting pagerbarang tidak mengirimkan ke cabang, sehingga tahun 2007 tidak mencetak warga di ranting pagerbarang, meskipun tidak mencetak warga di ranting tetap latihan walaupun yang berlatih hanya dua siswa(ratna dan retno).
Semenjak tahun 2006 siswa hanya dua saja itupun bukan dari siswa man pagerbarang, apalagi secara domisili ketua ranting pada saat itu sudah tidak tinggal di pagerbarang, hanya mas yusuf saja yang aktif jadi semakin tidak terurus latihan psht di ranting pagerbarang.
Perubahan siswa setelah ajaran baru tahun 2006 , yakni mas yusuf yang pada saat itu sebagai ketua osis mensosialisasikan latihan  di MA NEGERI Pagerbarang bisa berhasil pada awalnya banyak juga yang antusias mengikutinya, namun seperti biasanya seleksi alam yang bisa bertahan hanya sampai jambon sejumlah dua  orang (mba lilis dan maz amir) dan di tambah jambon lama mas noval dan mas sigit serta  anak smp tiga orang yaitu mba ratna,mas fadli dan *mba retno,(*tidak sampai jadi warga) jadi siswa hanya ada tujuh orang.
Angkatan tahun 2007 ranting pagerbarang berhasil mengirimkan tujuh siswa didikannya di bawah kepengurusan mas muji dkk, namun karena suatu halangan hanya ada empat(4) siswa yang melanjutkan sampai ke pengesahan yang berhasil di sahkan tahun 2008 yang pada saat itu pengesahan gabungan se--ekskaresidenan di pemalang tempatnya (gedung serbaguna).
Sedangkan ratna tahun berikutnya baru bisa di sahkan itupun melanjutkan latihan di ranting sma negeri 3 slawi tahun 2009 bisa di sahkan, sedangkan retno tidak melanjutkan latihan, kecuali fadli yaitu melanjutkan latihan di ranting pagerbarang yang bertempat latihan di sma negeri 1 pagerbarang dan di sahkan tahun 2012.
ERA KEPENGURUSAN PERTAMA MAS MUJIONO 2005-2008 TEMPAT LATIHAN DI TANGGUNG JAWABI OLEH MAS YUSUF
RANTING PAGERBARANG BERHASIL MENCETAK WARGA SEBANYAK 6 WARGA
FILOSOFI PSHT :
OJO SENENG GAWE ALA MARANG LIYAN, APA ALANE GAWE SENENG MARANG LIYAN
 









Sumber informasi : Mas yusuf (Pengesahan 2005), Pada Tahun 2007
B.      MASA ERA PEMBANGUNAN

1.      SEJARAH AWAL PARAPATAN TAHUN 2008
            Setelah ranting pagerbarang berhasil mengantarkan empat (4) siswanya sampai ke pengesahan pada tahun 2008, disinilah mulai nya perubahan strategi dalam mensosialisasikan psht di ranting pagerbarang ke depan.
Pada mulanya setelah ada warga baru yang empat itu di tempat latihan masih sama yang mengikuti hanya beberapa saja itu pun tidak sampai ke jenjang berikutnya, tidak lama kemudian setelah pengesahan tahun 2008 yang di sahkan pada bulan januari itu kegiatan latihan mengalami penurunan mulai dari tidak adanya siswa sampai pengurus pun kurang begitu respon menganyomi untuk mempertahankan tempat latihan karena mungkin domisili yang jauh dari ketua ranting sehingga vakum kegiatan, tapi masih tetap dalam komunikasi meskipun hanya beberapa siswa saja yang ikut latihan.
Bersamaa dengan momentum adanya pemilihan anggota dpr dan dprd kab. Tegal pada saat itu pengurus ranting pagerbarang akan melakukan re-organisasi kepengurusan di psht ranting pagerbarang, tepatnya pada masa kampanye pemilihan dpr/drpd kab. Tegal atas ide mas yusuf akan melaksanakan parapatan ranting karena masa periode mas muji hanya tiga(3)tahun sejak 2005- 2008 saja.
Walaupun bingung untuk melaksanakan parapatan itu karena pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka mas yusuf pun menggandeng dan memanfaatkan salah satu warga yang pada saat itu mencalonkan sebagai anggota dprd kab. Tegal (mas rojikin, s.h). Yang kebetulan pagerbarang merupakan daerah pemilihanya, sehingga dari pengurus melakukan komunikasi intens dengan mas rojikin agar bisa di bantu untuk mengadakan parapatan itu, setelah sukses di konfirmasi maka pengurus pun menyiapkan segala hal yang di perlukan untuk melaksanakan parapatan itu dan memberikan informasi pada warga yang ada di pagerbarang khususnya.
Setelah itu, persiapan demi persiapan mulai di laksanakan dan pada akhirnya setuju untuk melaksanakan parapatan itu di rumah mas rosikin tepatnya di desa randusari sebelah makam, karena memang warga yang berdomisili pada saat itu sedikit hanya beberapa di tambah tempat latihan juga sepi dari aktifitas, maka untuk pelaksanaan parapatan tahun 2008 dilaksanakan pada malam hari pada saat itu.
Dari daftar hadir hanya beberapa warga saja yang hadir, karena memang sedikit yang berdomisili, sehingga banyak warga barunya yang 4 (empat) orang itu.
Dari penguru yang hadir adalah : mas mujiono (ketua ranting domisioner), mas yusuf(sekretaris), mas tanto (bendahara) sedangkan yang lain seperti mas rosikin dan mas topi baru dari perantauan, artinya baru aktif karena setelah di sahkan jadi warga tahun 2005 mereka merantau. Di tambah dengan warga baru seperti, mas noval, mba lilis, mas amir(kedungsugih), ,dan mas sigit, serta di hadiri oleh pihak dari pengurus cabang tegal dan mas rojikin sebagai donatur pelaksanaan parapatan itu.
2.      Pemilihan ketua ranting baru
Pada saat parapatan itu dilaksanakan, mulai dari acara sambutan pengurus lama serta pencabutan sk sebelumnya oleh cabang tegal semuanya berjalan dengan lancar meskipun pada saat itu secara administrasi ada yang kurang yaitu laporan tanggung jawab periode sebelumnya. Karena memang secara administrasi masih minim jadi langsung di cabut dan di sahkan.

Setelah berjalan lancar musyawarohpun berlanjut untuk menentukan siapa yang akan di tunjuk langsung (aklamasi) menjadi ketua yang baru, pengurus cabang pun membuka diskusi dan di serahkan sepenuhnya kepada warga pagerbarang yang hadir, dan semua melalui diskusi dan musyawaroh bersama warga ranting sepakat dan setuju untuk mengangkat lagi mas mujiono sebagai ketua ranting periode selanjutnya.

Namun, mas mujiono enggan menerima jabatan itu lagi meskipun sudah di sepakati oleh semua warga yang hadir karena dengan pertimbangan secara akademis paling mumpuni dan paling tinggi jabatannya pada saat itu serta paling di tua kan(karena hanya mas muji pada saat warga sepuh yang masih sering aktif).

Namun tetap saja mas muji(panggilan akrabnya) di sebut. Tidak mau menerima jabatan ketua ranting lagi yakni dengan alasan yang cukup realistis, yakni memang pada saat itu mas muji secara domisili sudah tidak lagi tinggal di daerah pagerbarang, beliau tinggal di tegalkubur kecamatan lebaksiu. Jadi memang alasan yang cukup berat untuk di pertimbangkan.

Pada saat itu suasananya kebingungan semua baik warga pagerbarang bahkan pengurus cabang yang hadir, tapi dari salah seorang warga yaitu mas yusuf, karena pada saat itu beliau yang mengurusi tempat latihan dan yang memegang ranting pagerbarang karena di percaya oleh ketua ranting sebelumnya untuk menghandle semua kegiatan ranting agar tetap berjalan walau siswanya sedikit.

Mas yusuf dengan berani berspekulasi agar katua ranting di jabat lagi oleh mas muji, karena mas yusuf berspekulasi dan berani memberi jaminan kalau mas yusuf siap lagi untuk memegang tanggung jawab di tempat latihan walaupun tidak selalu di pantau langsung oleh ketua ranting.

Setelah pernyataan itu, semua warga pun setuju dengan pernyataan dari mas yusuf itu. Setelah berdebat alot karena mas muji tidak mau lagi jadi ketua ranting, akhirnya siap melanjutkan perjuangannya lagi dengan catatan tidak bisa selalu hadir karena memang domisilinya jauh.

Dan semua warga yang hadir setuju yang penting di acara penting seperti ujian kenaikan tingkat, acara bukabersama bulan ramadhan, halal bi halal dan pengesahan serta rapat cabang tetap di beri informasi.
Setelah itu secara aklamasi hasil musyawaroh itu di mantapka serta di sahkan oleh pengurus cabang tegal(ber-sk) dan resmi menjadi ketua ranting lagi, dan untuk pengurus secara independen hak dari ketua ranting memilih anggotanya pada saat itu yakni :mas muji(ketua ranting), mas tanto(wakil ketua), mas yusuf (sekretaris), mba lilis(bendahara), mas noval(ousdower , dan jurus), mas amir(ousdower dan senam)mas sigit (teknik), mas rosikindan mas topik(humas)
SENEJANTAH ILMUNE SAGUDANG, YEN TANPA LAKU MASIH GADUNGAN
 








Sumber informasi : Mas Opang dan Mas Yusuf/ 2008


3.      RAPAT KOORDINASI PENGURUS BARU

                  Setelah resmi di sah kan sebagai pengurus, semua pun sering mengadakan rapat dan musyawaroh(karo moci) untuk mencari terobosan baru agar latihan semakin berkembang. Dan salah satu hasil nya yaitu : agar setiap malam jum`at selalu kumpul (tirakatan), melakukan sosialisasi ke seluruh sekolah yang ada di pagerbarang.kecuali tingkat SD/MI.

                  Meskipun pada saat itu masih ada latihan yang bertahan yaitu dua (2) orang siswa yaitu mas solikhin(mas iing)/ tukang kebun ma negeri pagerbarang pada saat itu dan mas priyo (ketua osis pada saat itu), hanya mereka yang bertahan sampai tingkat sabuk hijau, makanya meskipun ada pengurus baru pada saat itu mungkin karena perkembangan belum terlihat banyak warga yang enggan lagi datang ketempat latihan karena hanya dua(2) siswa saja.
Sampai bisa mengirimkan siswanya pada tahun 2008 itu hanya 2 siswa saja sampai jadi warga pada tahun 2009.

                  Pada pertengahan tahun 2008 Saat ada ajaran baru disekolah, pengurus mencoba membuat trobosan baru(Mas Noval, Mas Tusuf, Maz Sikin, Mas Taufik) mencoba masuk ke sekolah-sekolah dengan membawa brosur sebagai sosialisasi merekrut siswa, meskipun sudah melakukan terobosan masih tetap saja antusias dari siswa hampir tidak ada, hanya beberapa saja dan itu pun dari MA NEGERI itu sendiri. Sejak saat itu latihan bisa dikatakan vacum, hingga ajaran baru, latihan pun berlangsung bukan tidak banyak hambatan, khususnya saat menghadapi kepala sekolah(Drs. H. Mukhlasin,M.Pd), karena memang saat itu siswa kami(*Mas Iing) mengalami cidera setelah sambung(*patah tulang tangan) dalam acara Ujian kenaikan tingkat dengan Mas Amirudin(Kedungsugih), banyak desakan dari sekolah karena kasus itu agar latihan di bubarkan karena sudah tidak ada yang tanggung jawab kata kepala sekolah.

                  Sampai saya(*mas Opang) seringkali di panggil ke ruang kepala sekolah untuk klarifikasi masalah kasus mas iing yang memang pada saat itu sebagai karyawan di MA NEGERI Pagerbarang. Untuk menutupi hal itu, kami meng iyakan agar latihan sementara di hentikan sebentar, tapi itu hanya formalitas saja di depan kepala sekolah, karena kenyataanya saya masih menyuruh latihan pada siswa meskioun hanya beberapa saja, karena memang waktu itu pak ali yang ngajar disitu lagi melanjutkan S2 nya,  jadi benar-benar tidak ada kekuatan untuk membuka latihan lagi, karena memang vacum of power dalam organisasinya, hanya angkatan 2008 saja yang melatih itupun karena memang sekolah di situ.




                  Pengurusan yang telah di buat tidak jalan sesuai yang di harapkan, karena hanya 3 warga saja yang aktif melatih sekaligus memegang tanggung jawab latihan di MA NEGERI Pagerbarang, sedangkan pengurus yang lain jarang yang aktif.

                  Masa periode 2008 s/d 2011 itu kurang maksimal kinerjanya, karena hanya beberapa saja yang aktif. Meskipun tanggung jawab itu di berikan pada saya(*mas Opang)saya sebagai penanggung jawab latihan saya optimis suatu saat akan berkembang PSHT di MAN pagerbarang.

                  Tahun 2008 hanya bisa mengirim 2 siswa saja ke cabang, *(mas Iing dan Mas Prio). Walau sempat keluar salah satunya*(Mas Iing), tapi alhamdulillah setelah saya bujukrayu agar tetap berangkat latihan di cabang meski dengan kondisi tangan patah*(di GipS), saya menjamin akan baik-baik saja. Sampai akhirnya latihan pun berlanjut.

                  Memang saya berpikir jauh kedepan melihat kenyataan latihan pada saat itu sangat sulit, berbagai faktor yang menghambat latihan, mulai dari desakan pihak sekolah agar di bubarkan saja dan juga memang tempatnya lumayan angker, di tambah warga atau pengurus yang sudah jarang aktif , hanya beberapa saja. saya berprinsip walau saya tidak bisa mengembangkan pada saat itu, saya mempunyai pemikiran ke depan bagaimana caranya agar saya bisa mencetak warga dari orang dalam(mas Iing), karena memang pada saat itu gerbang pun jarang di buka setiap kali mau latihan, bahkan seringkali latihan di lapangan luar sekolah.
                  Saya berpikir kalau bisa mencetak warga dari orang dalam pasti latihan akan mudah dilaksanakan di dalam sekolah lagi. Karena pas kebetulan mas Iing adalah tukang kebun pada saat itu yang memegang kunci gerbang juga.makanya saya pertahankan dan bujuk agar terus melanjutkan latihan sampai warga, selain itu saya mempunyai pandangan kalau kelak nanti walau bukan dari tangan saya PSHT berkembang dan maju mungkin dari orang yang pernah saya latih *(Mas Iing), karena memang beliau orang dalam, jadi kalupun saya sudah tidak aktif nantinya sudah ada orang dalam sehingga PSHT di MAN Pagerbarang selalu ada.*(pikir saya).

                  Setelah pertengahan tahun , tepatnya ajaran baru di sekolah mulai, kami pun selalu mencoba mensosialisasikan latihan PSHT Di MAN Pagerbarang, pada awalnya sangat banyak, bahkan pada saat itu mas sikin pun melanjutkan sekolah lagi di MAN Pagerbarang, dan ikut aktif lagi melatih.

                  Meski selalu mengadakan sosialisasi masih saja antusias kurang begitu banyak yang mengikutinya, hanya beberapa saja ,,,,,itu pun bulan-bulan setelah ajaran baru*(MID Semester).hanya ada 7 siswa yang bertahan sampai kenaikan tingkan sabuk jambon.

                 
Akhirnya setelah tahun 2009 awal dan bulan suro kami bisa mengantarkan siswa kami yang 2 orang*(Mas Iing dan Mas Prio) menjadi warga baru di tahun 2009, dari salah satu warga inilah kelak ada yang akan jadi Ketua ranting dan mengembangkan serta memajukan latihan di ranting pagerbarang.


                                                      Sumber : Mas Opang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar