بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
PENDAHULUAN :
Berbicara tentang tahun baru Hijriyah,
terlebih dahulu harus dipahami bahwa sitim kalender yang populer dan berlaku
saat ini ada dua, yaitu sistim syamsiyah (perhitungan didasarkan atas peredaran
bumi mengelilingi matahari) dan sistim qomariyah (peredaran bulan
mengelilingi bumi). Untuk tahun Hijriyah perhitungannya dilakukan dengan sistim
qomariyah dan dikenal dengan kalender Hijriyah sedangkan yang di kenal luas
saat ini secara umum adalah kalender Masehi yang perhitungan didasarkan sistim
syamsiyah.
Ada perbedaan perhitungan antara sistim
syamsiyah dangan qomariyah, dalam sistim qomariyah rata-rata satu tahun
berlangsung selama ± 354 hari sedangkan dalam sistim syamsiyah satu tahun
berlangsung ± 365 hari sehingga ada selisih 11 hari hal ini disebabkan karena
jumlah bilangan hari yang tidak sama persis, inilah yang menyebabkan pergeseran
waktu hari-hari besar Islam yang selalu berbeda tanggal dan bulan nya apabila
dilihat dari kalender Masehi.
Seperti halnya dalam kalender Masehi di
dalam kalender Hijriyah terdapat 12 bulan yaitu:
Muharam, Safar, Rabiulawal, Rabiulakhir,
Jumadilawal, Jumadilakhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah dan
Dzulhijjah.
Hal Penting :
Hal penting untuk dilakukan adalah mengadakan
muhasabah (Evaluasi diri), dengan bertitik tolak pada Al-Qur'an Surah
Al-Hasyr 18-20 :
Ayat 18 :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Ayat 19 :
وَلَا
تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ
الْفَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang
yang fasik.
Ayat 20 :
لَا
يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ
الْفَائِزُونَ
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah;
penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung.
MUHASABAH :
Ø Kualitas Keimanan
Ø Pemahaman tentang
makna hidup
Ø Pemahaman agama kita
Ø Amal ibadah kita.
1) Kualitas keimanan dan keislaman kita dapat dilihat sejauh mana kita menjadikan agama
sebagai acuan dalam hidup. Apakah agama (dalam hal ini keridhaan Allah) sebagai
pertimbangan utama untuk melakukan sesuatu dalam kehidupan ini apapun aktifitas
kita.
2) Makna hidup Beberapa kelompok
ttg pemahman makna hidup :
ü Hidup hanya sekali, mereka tidak
meyakini sdikitpun adanya kehidupan setelah mati (Atheis). Disindir dalam
Al-Qur'an Surah Al-Jatsiyah 24:
وَقَالُوا
مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا
إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di
dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita
selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang
itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
ü Memburu dunia dengan
meninggalkan akhirat. Mereka masih punya keyakinan adanya hidup setelah mati
namun tidak peduli.
ü Dunia ibarat ladang
untuk bercocok tanam yang hasilnya akan diperoleh di akhirat kelak. Surah
Al-An’am 32 :
وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآَخِرَةُ خَيْرٌ
لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka[468]. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertaqwa. Maka Tidakkah kamu memahaminya ?
[468] Maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu Hanya sebentar dan
tidak kekal. janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia,
serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat.
Sebagai bahan renungan lebih jauh tentang kehidupan Mari kita buka dan
simak Surah Al-Baqarah 28 :
كَيْفَ
تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ
ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, Kemudian
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
Ayat tersebut memberikan pemahaman bahwa ada Empat tahapan dilalui
manusia yaitu: Hidup, mati, hidup dan mati.
Tahapan demi tahapan tersebut dapat dipahami sbb. :
v Mati : yaitu ketika manusia belum
dilahirkan oleh ibu kandungnya ke alam dunia yang fana ini. Tahapan ini sudah
kita lalui bersama, dan memang tidak ada hal yang harus dipertanggung jawabkan.
v Hidup : yaitu sejak dilahirkan ke alam
dunia yang fana ini. Dalam hidup ini ternyata dibebani dengan berbagai
kewajiban sebagai mukallaf :
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (Q.S. Adz-Dzariat 56).
Pada tahapan ini seluruh aktifitas diperhitungkan dan akan dipertanggung
jawabkan pada tahapan selanjutnya.
v Mati : Yaitu ketika manusia berpindah
alam dari alam dunia yang fana ini ke alam kubur (Alam Barzah). Mati hakekatnya
adalam perpindahan alam dari alam dunia ke alam kubur atau Alam Barzah,
sayangnya betapa banyak manusia yang tahu akan hal ini tapi kurang memahaminya
dengan benar sehingga meyebabkan ia takut mati. Allah berfirman :
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ
وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu
di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.. (Q.S. An-Nisa’ 78).
ثُمَّ أَمَاتَهُ
فَأَقْبَرَهُ
.. Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur, (Q.S. ‘Abasa
21).
قُلْ
إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ
تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka
Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, Kemudian kamu akan dikembalikan
kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia beritakan
kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan". (Q.S. Al-Jumu’ah 8)
Di alam kubur ini manusia ditentukan oleh aktifitasnya pada tahapan kedua
yaitu hidup di dunia, karena dikala gagal menjalani kehidupan dunia dengan
baik, maka akan menemui siksa kubur. Rasulaullah bersabda :
حَدِيثُ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ
أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ
الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ *
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah
bersabda: Apabila seseorang dari kamu berada dalam keadaan tasyahhud, maka
hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan
berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ
الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
yang bermaksud: Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu
dari siksaan Neraka Jahannam, dari siksa Kubur, dari fitnah semasa hidup dan
selepas mati serta dari kejahatan fitnah Dajjal * (H.R. Abu
Hurairah)
v Hidup : yaitu ketika manusia
dibangkitkan dari alam kubur dan dikumpulkan di alam mahsyar.
وَقَالَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ
إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لَا
تَعْلَمُونَ
Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada
orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur)
menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit
itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya). (Q.S. Ar-Ruum 56).
Ketika itu manusia dikumpulkan oleh Allah di satu tempat yang namanya
Mahsyar, dalam suasana menegangkan di Mahsyar tersebut Allah
berfirman Q.s. Al-Isra' 13-14:
وَكُلَّ
إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا (13) اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى
بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا (14)
13. Dan tiap-tiap manusia itu Telah kami tetapkan amal
perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan kami keluarkan
baginya pada hari kiamat sebuah Kitab yang dijumpainya terbuka. 14. "Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab
terhadapmu".
Ketika itu seluruh manusia takut, khawatir dan cemas. Lalu diberikan
catatan hariannya dalam bentuk kitab yang terbuka itu, dan ternyata sebagian
besar manusia mengelak terhadap isi catatan yang ada (mengingkari dosa dan maksiat
yang pernah dilakukan). Namun hal ini telah jauh-jauh disindir oleh Allah dalam
Al-Qur’an Surah Yasin 65:
الْيَوْمَ
نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Pada hari Ini kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada kami tangan
mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka
usahakan.
3) Pemahaman agama
Firman Allah Surah Al-Fatihah ayat 6 :
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus,
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke
suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat Ini bukan sekedar memberi
hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
ü Benarkah ikrar kita
Hanya Kepada Allah kami mengadbdi/menyembah dan hanya kepadan-Nya kita memohon
pertolongan ini sudah kita wujudkan ???
ü Apakah kita
sudah berada di jalan yang lurus
ü Raslulullah mengatakan
:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ
بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
"Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah untuk diberi kebaikan,
diberinya dia pemahaman terhadap agama-Nya. " (H.R. Bukhari
dan Muslim)
ü Jalan Yang lurus
identik dengan pemahaman agama : Barang siapa yang dikehendaki Allah dalam
kebaikan/ berada di jalan yang lurus maka ia akan difahamkan ilmu agama.
ü Untuk dapat faham
agama kita harus selalu mengkaji dan belajar agama.
ü Masih banyak kita ini
yang baru tahu agama tapi belum memahami agama :
Agama untuk kepentingan dunia akhirat
Salah satu contoh misalnya tentang Shalat, masih banyak orang yang belum
memahami tujuan sholat sesuai dengan penyampaian Allah dalam Al-Qur’an:
Tujuan Shalat.
1. Pengabdian kepada Allah
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.(Q.s. Adz-Dzariyat 56).
2. Sarana untuk mengingat
Allah.
إِنَّنِي أَنَا
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Q.s. Thaha 14).
فَإِذَا
قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ
عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah
merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman. (Q.S. An-Nisa’ 103)
3. Mencegah dari pebuatan keji dan mungkar.
اتْلُ مَا
أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.s Al- Angkabut 45).
4. Menghindarkan dari sifat dasar negatif.
إِنَّ
الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا
مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) الَّذِينَ هُمْ عَلَى
صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ (23)
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. Dan apabila
ia mendapat kebaikan ia amat kikir, 22. Kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat,23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, (Q.s.
Al-Maa’arij 19-23).
4. Amal Ibadah kita
Firman Allah Surah Al-Mulk ayat 2 :
الَّذِي
خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.
Mari kita evaluasi amal ibadah kita, apakah sudah benar dan
baik ???
Benar artinya : Sesuai dengan tuntunan (Sudah pernah kita bahas larangan
beramal tanpa ilmu), baik artinya kita laksanakan dengan ikhlas
dan istiqomah.
Kita sering lemah dengan yang namanya Istiqomah ini !!!!
Mari kita menguatkan tekad kita untuk tahun depan, dengan meningkatkan ilmu
tentang ibadah, keikhlasan dalam ibadah dan keistiqomahan kita dalam ibadah.
PENUTUP
Mari kita berusaha senantiasa mengadakan muhasabah (evaluasi/introspeksi
diri), sebab kita tidak ada yang tahu berapa lama lagi sisa umur kita. Allah
berfirman :
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Q.S. Ali Imran
185)
Kalau kita tidak mampu selalu evaluasi diri seperti uraian-uraian tersebut,
maka Allah menggambarkan dalam ayat 20 Surah Hasyr (seperti ayat yang telah
disampaikan di depan):
لَا
يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ
الْفَائِزُونَ
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni
jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung.
Penghuni-penghuni neraka : orang yang tidak mampu muhasabah
(evaluasi/introspeksi diri), Penghuni-penghuni surga : orang-orang yang pandai
muhasabah terhadap dirinya untuk perbaikan dimasa yang akan datang.